Legilimention adalah singkatan dari Legiliemens Incantation (mantra legilimens) dari serial Harry Potter and The Order of the Phoenix,
rapalan untuk mengakses isi pikiran orang lain, bahkan mengkondisikannya. Merapalkan
legilimens terhadap objek dapat memperlihatkan potongan-potongan isi pikiran
yang seharusnya hanya dimiliki oleh objek tersebut. Kemampuan mengakses pikiran
orang lain memang tidak benar-benar ada di dunia nyata, namun dapat dilakukan
jika objek degan senang hati meyampaikan apa yang dipikirkannya, salah satunya
melalui tulisan. Blog ini mewakili isi pikiran penulis seputar pengalaman,
isu-isu sosial, pendekatan sains, dan nilai-nilai kehidupan yang berangkat dari
sudut pandang penulis serta hal yang melatarbelakanginya. Thus, pembaca berperan sebagai perapal legilimens sedangkan penulis
adalah sasarannya. Pembaca dapat bertukar posisi dengan penulis, dalam hal ini
penulis dapat pula mengetahui isi pikiran pembaca apabila Ia bersedia
membagikannya di kolom komentar.
Tagline “Point of View” memiliki
dua makna. Pertama, merupakan klaim bahwa tulisan dalam blog ini dibuat
berdasarkan sudut pandang penulis yang didukung oleh data-data relevan. Kedua,
sesuai dengan makna sudut pandang dalam sastra, tulisan bisa saja dibuat
menggunakan sudut pandang orang pertama, kedua, maupun ketiga.
Logo legilimention terdiri dari pena bulu
yang melambangkan upaya keras untuk menulis dan sketsa otak mengindikasikan objek
perapalan legilimens, yakni isi
kepala penulis. Kombinasi warna biru sebagai simbol ketenangan pikiran dan
kemampuan berkomunikasi, serta warna hitam sebagai simbol kekuatan,
independensi dan keberanian, merupakan nilai-nilai dasar yang terkandung dalam setiap
tulisan.
Mengapa menulis?
Berangkat dari dua quote sang maestro sastra, Pramoedya Ananta Toer:
“Tahu kau mengapa
aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam
ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.”
Dan
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
0 Comment