Are You A Sheeple?

By Angela - July 02, 2020



Saya dan seorang teman masuk ke mobil sambil asyik bercerita. Saat mobil bergerak perlahan, teman saya yang tadinya biasa saja tiba-tiba mengeluh dengan wajah sedikit kesal. Ia menceritakan sekelompok pegowes yang menghalanginya dalam perjalanan menuju rumah saya.  Bukannya membuat barisan di bagian tepi jalan, mereka malah berjejer sebanyak tiga orang sekaligus sampai ke tengah jalan sehingga menghalangi kendaraan lain. Teman saya berkendara di hari Selasa, jadi, sudah jelas bahwa para pegowes ini menggunakan jalan seolah sedang mengikuti Car Free Day di hari Minggu. Jelas pula bahwa para pegowea inilah yang melanggar hak pengguna jalan yang lain. Saya lalu menyadari, belakangan sepeda memang sedang ngetrend dan digandrungi oleh masyarakat dari berbagai kalangan.

Trend adalah salah satu fenomena sosial yang mampu menggerakkan masyarakat untuk melakukan hal yang sama secara bersamaan, kemudian memberikan kepuasan tersendiri kepada para pelakunya. Jika ditelisik lagi ke belakang, sebenarnya sudah sangat banyak trend yang sering timbul tenggelam. Tamiya, Batu Akik, Vape, Pokemon Go, Es Kepal Milo, Dalgona Coffee, bermacam challenge di media sosial, TikTok, dan sebagainya. Jika dibagi berdasarkan objeknya, mungkin akan ada belasan kategori yang terbentuk. Saya lalu bertanya dalam hati, kira-kira siapa trendsetter alias pelopor suatu trend? Apakah mereka mengawali aksinya dengan sungguh-sungguh atau sekadar iseng hingga diikuti oleh banyak orang?

Hal ini mengingatkan saya kepada istilah Sheeple yang dibahas di salah satu podcast BBC Learning English. Ada yang pernah mendengarkan? Sheeple adalah gabungan dari dua kata Bahasa Inggris, yakni Sheep dan People. It describes people, who just like sheep, follow what other people do or things that are trending.  Dari penjelasan kedua pengisi suara, saya memahami bahwa salah seorang dari antara mereka memprotes penampilan temannya yang dinilai konyol, karena memaksakan memakai topi di dalam ruangan, padahal bisa saja Ia kepanasan. Tapi, ia tetap memakainya demi menjaga trend. Ia pun diberi julukan Sheeple karena mengikuti apa yang dilakukan orang banyak tanpa memikirkan manfaatnya, layaknya domba yang selalu berkerumun dan mudah digiring.
Sheeple - It describes people who just follow the crowd, without much thought. Basically, you are easy-led – like sheep!

Saya tidak bisa memungkiri bahwa saya pun mengikuti trend tertentu. Saat masih kecil, saya tidak pernah ketinggalan trend permainan yang sedang booming. Jika teman-teman saya bermain kelereng, saya akan ikut bermain kelereng. Jika teman saya bermain layangan, saya juga tak mau ketinggalan. Jika teman-teman memiliki kertas binder bergambar artis, saya juga pasti meminta agar dibelikan untuk kemudian ditukarkan dengan milik mereka. Satu trend yang selalu saya ikuti adalah perkembangan Handphone. Mulai dari Nokia biasa, Nokia X-press Music, Blackberry, Samsung, hingga Iphone. Perkembangan teknologi jika diikuti memang tidak akan ada habisnya. Barulah saat semakin berumur, saya menyadari bahwa mengikuti trend adalah hal yang sia-sia dan melelahkan jika tidak dibarengi dengan manfaat jangka panjang bagi diri sendiri. Sadar untuk mengutamakan fungsi, bukan gengsi. Sebelum mengikuti trend, alangkah bijaknya jika kita bertanya dulu kepada diri sendiri “Seberapa baik pengaruhnya bagi saya?” Karena tentu tidak semua trend mengantarkan kita kepada hal baik dan justru mencelakai.

Masih ingat dengan KiKi Challenge? Sebuah trend dimana seseorang mengendarai mobil sambil merekam aksi orang lain melalui pintu mobil yang terbuka, menari sambil mengikuti laju mobil.
Kiki, do you love me? Are you riding? Say you’ll never ever leave….
Dimuat dalam New York Post, ada satu kejadian di Iowa City, dimana seorang remaja 18 tahun bernama Anna Worden yang sedang membuat Kiki Challenge mengalami kecelakaan, sehingga harus ditangani di ICU akibat pendarahan di otak, retak pada bagian tengkorak, dan terdapat gumpalan darah di area telinga. Ada pula Pokemon Go yang sempat ingin diblokir oleh pemerintah, karena beberapa pemain mengoperasikannya saat sedang berkendara, bahkan membuat pemain memasuki area terlarang suatu instansi. Belum lagi jika membahas trend vaping yang juga menimbulkan korban akibat ledakan alat elektrik yang digunakan, serta menimbulkan penyakit saluran pernapasan. Jika kembali ke pembahasan awal mengenai pegowes yang menggunakan jalan dengan tidak semestinya dan bahkan bisa saja celaka, saya menyimpulkan bahwa tidak semua orang mampu berlaku bijak dalam mengikuti trend. Banyak yang sekadar ikut-ikutan tanpa mempertimbangkan faktor keselamatan dan hal-hal lain yang berpotensi merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Mengikuti trend boleh-boleh saja, selama itu tidak menyiksa diri atau hanya menjaga agar tidak dikatai kuper alias kurang pergaulan. Bertindak demikian tidak ada bedanya dengan domba yang hanya mengikuti kerumunan tanpa kemampuan untuk mengontrol diri sendiri. Think about the long term impact. Either to keep up with the trends or to just focus on your own way of life, the choice is all yours!
So, are you still a sheeple?

  • Share:

You Might Also Like

0 Comment